6 Desember 2025 - 20:28
Utusan Khusus AS Mengakui: Washington Dua Kali Berusaha Mengganti Sistem Pemerintahan Iran, tetapi Gagal

Pemerintah Amerika Serikat menyatakan bersedia mencapai kesepakatan dengan Tehran, asalkan Iran menunjukkan keseriusan dalam menghentikan dukungan terhadap gerakan-gerakan perlawanan di kawasan dan meredakan ketegangan.

Kantor Berita Internasional Ahlulbait — ABNA — Tom Barrack, utusan khusus Amerika Serikat untuk Suriah dan Lebanon, dalam wawancara dengan majalah The National, mengakui bahwa Washington dua kali berusaha melakukan perubahan rezim di Iran, namun tidak berhasil mencapai hasil apa pun. Ia mengklaim bahwa Presiden AS Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mark Rubio “tidak mendukung proses apa pun” yang bertujuan menggulingkan pemerintah Iran; melainkan lebih memilih solusi regional yang dipimpin oleh negara-negara kawasan.

Ia menambahkan bahwa pemerintah AS tidak lagi menempatkan kebijakan perubahan rezim sebagai strategi, dan bahwa penanganan isu Iran harus dilakukan dalam kerangka regional tanpa intervensi asing.

Utusan AS tersebut menegaskan bahwa Washington menyambut baik tercapainya kesepakatan dengan Tehran, dengan syarat Iran menunjukkan kesungguhan dalam menghentikan dukungan terhadap gerakan-gerakan perlawanan di kawasan dan mengurangi ketegangan.

Mengenai konfrontasi antara Iran dan rezim Israel, Barrack mengatakan: “Masalah ini belum mencapai akhir. Kita berada di babak kelima dari sebuah narasi yang bahkan separuhnya pun belum selesai.”

Tentang situasi di Suriah, ia menyatakan bahwa Washington meyakini adanya kesempatan nyata untuk mencapai kesepakatan antara Suriah dan Israel, dimulai dengan pengaturan keamanan dan dilanjutkan dengan langkah menuju normalisasi hubungan. Menurutnya, Donald Trump sangat mementingkan tercapainya kesepakatan tersebut. Tahap pertama dari proses itu mencakup kesepakatan mengenai perbatasan dan zona-zona aman.

Utusan AS untuk Suriah dan Lebanon itu menambahkan: “Damaskus memahami dengan baik bahwa sebagian dari solusi politik bergantung pada kesepahaman dengan Israel.”
Ia mengklaim bahwa pemerintah Suriah bersedia menerima tuntutan-tuntutan AS, termasuk bergerak menuju negosiasi dengan Tel Aviv, tetapi pihak Israel masih ragu—hal yang menurutnya memperlambat proses tersebut.

Your Comment

You are replying to: .
captcha